Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi Kuliah Kedokteran : Diagnosis Penderita Tuberkulosis

DIAGNOSIS PENDERITA TUBERKULOSIS
GEJALA-GEJALA TUBERKULOSIS (TBC)
1. Gejala utama.
Batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.
2. Gejala tambahan, yang sering dijumpai:
  • Dahak bercampur dengan darah.
  • Batuk darah.
  • Sesak nafas dan rasa nyeri dada.
  • Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.
Gejala-gejala diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain tuberkulosis. Oleh sebab itu setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, harus dianggap sebagai seorang “suspek tuberkulosis” atau tersangka penderita TBC, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.
PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TBC)
1. Penemuan penderita tuberkulosis pada orang dewasa.
Penemuan penderita TBC dilakukan secara pasif, artinya penjaringan tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan.
Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan penyuluhan aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. Cara ini biasa dikenal dengan sebutan passive promotive case finding (penemuan penderita secara pasif dengan promosi aktif).
Selain itu, semua kontak penderita TBC Paru BTA positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.
Seorang petugas kesehatan diharapkan menemukan tersangka penderita sedini mungkin, mengingat tuberkulosis adalah penyakit menular yang dapat mengakibatkan kematian.
2. Penemuan penderita tuberkulosis pada anak.
Penemuan penderita tuberkulosis pada anak merupakan hal yang sulit. Sebagian besar diagnosis tuberkulosis anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran radiologis dan uji tuberkulin.
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS (TBC)
1. Diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa.
Diagnosis TBC Paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya positif.
Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS ulang.
  • Kalau hasil rontgen mendukung TBC, maka penderita di diagnosis sebagai penderita TBC BTA positif.
  • Kalau hasil rontgen tidak mendukung TBC, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi.
Bila ketiga spesimen dahak hasilnya negatif, diberikan antibiotika spektrum luas (misalnya kotrimoksazol atau Amoksisilin) selama 1-2 minggu.
Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan TBC, ulangi pemeriksaan dahak SPS.
  • Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TBC BTA positif.
  • Kalau hasil SPS negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, untuk mendukung diagnosis TBC.
- Bila hasil rontgen mendukung TBC, didiagnosis penderita TBC BTA negatif Rontgen positif
- Bila hasil rontgen tidak mendukung TBC, penderita tersebut bukan TBC.
UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dirujuk untuk foto rontgen dada.
Di Indonesia pada saat ini, uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan diagnosis TBC pada orang dewasa, sebab sebagian besar masyarakat sudah terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis karena tingginya prevalensi TBC. Suatu uji tuberkulin positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan Mycobacterium tuberculosis. Dilain pihak, hasil uji tuberkulin dapat negatif meskipun orang tersebut menderita tuberkulosis, misalnya pada penderita HIV/AIDS, malnutrisi berat, TBC milier dan morbili.
2. Diagnosis Tuberkulosis Pada Anak.
Diagnosis paling tepat adalah dengan ditemukannya kuman TBC dari bahan yang diambil dari penderita, misalnya dahak, bilasan lambung, biopsi dll. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat, sehingga sebagian besar diagnosis TBC anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran foto rontgen dada dan uji tuberkulin.
Untuk itu penting memikirkan adanya TBC pada anak kalau terdapat tanda-tanda yang mencurigakan atau gejala-gejala seperti dibawah ini:
  1. Seorang anak harus dicurigai menderita TB kalau:
- Mempunyai sejarah kontak erat (serumah) dengan penderita TBC BTA positif.
- Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG (dalam 3-7 hari).
- Terdapat gejala umum TBC.
  1. Gejala umum TBC pada anak:
- Berat badan menurun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive).
- Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat.
- Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam.
- Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multiple, paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha (inguinal).
- Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
- Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (massa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.
  1. Gejala spesifik
Gejala-gejala ini biasanya tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang, misalnya:
- TBC kulit/scrofuloderma.
- TBC tulang dan sendi:
§ tulang punggung (spondilitis) : gibbus
§ tulang panggul (koksitis) : pincang, pembengkakan dipinggul
§ tulang lutut : pincang dan/atau bengkak
§ tulang kaki dan tangan
- TBC otak dan saraf :
§ meningitis : dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran menurun.
- Gejala mata :
§ Konjungtivitis fliktenularis
§ Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi)
- Lain-lain.
  1. Uji tuberkulin (Mantoux)
Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux (penyuntikan intrakutan) dengan semprit tuberkulin 1 cc jarum nomor 26. tuberkulin yang dipakai adalah tuberkulin PPD RT 23 kekuatan 2 TU. Pembacaan dilakukan 42-72 jam setelah penyuntikan. Diukur diameter transversal dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam milimeter. Uji tuberkulin positif bila indurasi > 10 mm (pada gizi baik), atau > 5 mm pada gizi buruk.
Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya infeksi TBC dan kemungkinan ada TBC aktif pada anak. Namun, uji tuberkulin dapat negatif pada anak TBC berat dengan anergi (malnutrisi, penyakit sangat berat, pemberian immunosupressif, dll.).
Jika uji tuberkulin meragukan dilakukan uji ulang.
  1. Reaksi cepat BCG
Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat (dalam 3-7 hari) berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm, maka anak tersebut dicurigai telah terinfeksi Mycobacterium tuberkulosis.
  1. Foto rontgen dada
Gambaran rontgen paru pada anak tidak khas dan interprestasi foto biasanya sulit, harus hati-hati, kemungkinan bisa overdiagnosis atau underdiagnosis.
Paling mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal.
Gejala lain dari foto rontgen yang mencurigai TBC adalah :
- Milier
- Atelektasis/kolaps konsolidasi
- Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
- Konsolidasi (lobus)
- Reaksi pleura dan atau efusi pleura
- Kalsifikasi
- Bronkiektasis
- Kavitas
- Destroyed lung
Bila ada diskongruensi antara gambaran klinis dan gambaran rontgen, harus dicurigai TBC.
Foto rontgen dada sebaiknya dilakukan PA (Postero-Anterior) dan lateral, tetapi kalau tidak mungkin PA saja.
  1. Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi
Pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung pada anak biasanya dilakukan dari bilasan lambung karena dahak sulit didapat pada anak. Pemeriksaan BTA secara biakan (kultur) memerlukan waktu yang lama. Cara baru untuk mendeteksi kuman TBC dengan cara PCR (Polymery Chain Reaction) atau Bactec masih belum dapat dipakai dalam klinis praktis. Demikian juga pemeriksaan serologis seperti ELISA, PAP, Mycodot dll, masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk pemakaian dalam klinis praktis.
  1. Respons terhadap pengobatan dengan OAT
Kalau dalam 2 bulan menggunakan OAT terdapat perbaikan klinis, akan menunjang atau memperkuat diagnosis TBC.
Bila dijumpai 3 atau lebih dari hal-hal yang mencurigakan atau gejala-gejala klinis umum tersebut diatas, maka anak tersebut harus dianggap TBC dan diberikan pengobatan OAT sambil diobservasi selama 2 bulan. Bila menunjukkan perbaikan, maka diagnosis TBC dapat dipastikan dan OAT diteruskan sampai penderita tersebut sembuh. Bila dalam observasi dengan pemberian OAT selama 2 bulan tersebut diatas, keadaan anak memburuk atau tetap, maka anak tersebut bukan TBC atau mungkin TBC tapi kekebalan obat ganda atau Multiple Drug Resistance (MDR). Anak yang tersangka MDR perlu di rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan spesialistik.
3. Diagnosis tuberkulosis ekstra paru
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung organ yang terkena, misalnya nyeri dada terdapat pada tuberkulosis pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TBC dan pembengkakan tulang belakang pada Spondilitis TBC.
Diagnosis pasti sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya peralatan rontgen, biopsi, sarana pemeriksaan patologi anatomi.
Seorang penderita TBC ekstra paru kemungkinan besar juga menderita TBC paru, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dahak dan foto rontgen dada. Pemeriksaan ini penting untuk penentuan panduan obat yang tepat.
INDIKASI PEMERIKSAAN FOTO RONTGEN DADA
Umumnya diagnosis TBC paru ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secara mkroskopis, namun pada kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan rontgen.
1. Suspek dengan BTA negatif
Setelah diberikan antibiotika spektrum luas tanpa ada perubahan, periksa ulang dahak SPS. Bila hasilnya tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada.
2. Penderita dengan BTA positif
Hanya pada sebagian kecil dari penderita dengan hasil pemeriksaan BTA positif, yang perlu dilakukan pemeriksaan rontgen dada yaitu :
  • Penderita tersebut diduga mengalami komplikasi, misalnya sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khusus contoh : pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura), pleuritis eksudativa.
  • Penderita yang sering hemoptisis berat, untuk menyingkirkan kemungkinan bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat).
  • Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini pemeriksaan foto rontgen dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TBC paru BTA positif.
Catatan :
§ Tidak ada gambaran foto rontgen yang khas untuk TBC Paru. Beberapa gambaran yang patut dicurigai sebagai proses spesifik adalah infiltrat, kavitas, kalsifikasi dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) dengan lokasi dilapangan atas paru (apeks).
§ Gambaran non-spesifik yang ditemukan pada foto rontgen dada pada seorang penderita yang diduga infeksi paru lain dan tidak menunjukkan perbaikan pada pengobatan dengan antibiotika, ada kemungkinan penyebabnya adalah TBC.

Post a Comment for "Materi Kuliah Kedokteran : Diagnosis Penderita Tuberkulosis"